BATU, iNews.id - Pesantren menjadi satu diantara alternative pendidikan yang pas untuk anak, karena tidak cuma memperoleh pendidikan pada umumnya, tetapi juga memperoleh ilmu agama. Tidak dapat disangkal jika ilmu agama tidak dapat dilepaskan dari kehidupan setiap hari khususnya dalam kehidupan bermasyarakat.
Merilis dari salah satu jurnal di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, tujuan umum pesantren ialah menuntun anak didik menjadi manusia yang berkepribadian Islam, yang mampu dengan ilmunya jadi mubalig Islam dalam warga sekitaran lewat ilmu dan amalnya.
Di era tehnologi dan digital saat ini pendidikan pesantren juga masih berkaitan. Cukup banyak pesantren yang mempersiapkan mekanisme pendidikan supaya santrinya siap berkompetisi secara global.
Terbaru ialah Pesantren Baitul Muqoddas Tangerang, yang berada di Dusun bantar Panjang, Kecamatan Tigaraksa. Dalam acara peletakan baru pertamanya dulu telah didatangi oleh beragam pihak seperti sekretaris desa, pengasuh pesantren sampai Ketua Yayasan Tunas Harapan Suci dan donatur utama pesantren, ibu Merdian Agustin dan keluarga besar.
Pada kegiatan itu, pengasuh Pesantren Baitul Muqoddas Tangerang, Ustadz Fadil Madkhuri sampaikan, "Siapapun kita yang hidupkan Al-qur'an, maka kita bisa menjadi mulia, insya Allah,"
Pesantren Baitul Muqoddas (sindonews)
"Prinsip inilah yang kita pegang sampai detik ini dan seterusnya. Dengan menyebutkan nama Allah, dengan bekal prinsip hidupkan Alquran, hari ini kita awali menorehkan sejarah dengan meletakkan batu pertama pada pembangunan Pesantren Baitul Muqoddas Tangerang," terang Ustadz Fadil Madkhuri pada kegiatan penempatan batu pertama Pesantren Baitul Muqoddas, dikutip dari laman Sindonews.
Disamping itu, M. Fatih Ishlah sebagai Ketua Yayasan Tunas Harapan Suci memberi pernyataan berkaitan pendirian Pesantren Baitul Muqoddas, "Pesantren Baitul Muqoddas yang hari ini akan kita saksikan berdiri, ialah dreams come true,"
"Pesantren ini ialah mimpi kita bersama sepanjang puluhan tahun. Hari ini kita saksikan bagaimana Allah memutuskan pilihan untuk berdirinya (Pesantren) Baitul Muqoddas di sini. Mari kita menyambut dengan semangat fastabiqul khairat, jadikan Pesantren Baitul Muqoddas sebagai ladang beramal dan berjihad. Sekali lagiterima kasih kami ucapkan ke ibu Merdian Agustin dan keluarga sebagai donatur utama," tutur M. Fatih Ishlah.
Pesantren Baitul Muqoddas dibangun di daerah Dusun Bantar Panjang, yang disokong juga oleh Sarmidi sebagai sekretaris dusun Bantar Panjang. Dalam sambutannya dia menjelaskan, "Mudah-mudahan Pesantren Baitul Muqoddas dapat menjalin kerja sama dengan pesantren lain disekitaran sini, supaya bisa sama-sama bersinergi bersama di Daerah Bantar Panjang tercinta,"
Dia menaruh harap jika kehadiran Pesantren Baitul Muqoddas ini dapat memberikan imbas nyata ke warga sekitaran, "Saya mengharap mudah-mudahan Pesantren Baitul Muqoddas dapat membuka banyak lahan pekerjaan untuk masyarakat lokal sekitaran,"
Kyai Abdul Rosyid yang disebut tokoh masyarakat Bantar Panjang juga ikut datang dalam kegiatan penempatan batu pertama Pesantren Baitul Muqoddas Tangerang. Di kesempatan itu dia sampaikan "Jika yang bernama pesantren tahfidz, di mana saja tentu bagus insya Allah. Alhamdulillah, sesudah berdialog dan berjumpa pengasuh pesantren, rupanya kita cocok, dan rupanya sama dari NU (Nahdlatul Ulama)."
Sebagai info, Pesantren Tahfidz Baitul Muqoddas Tangerang ialah pesantren yang secara eksklusif sediakan program tahfidz Al-Qur'an dengan sasaran mutqin. Selanjutnya, Pesantren Baitul Muqoddas mempersiapkan program entrepreneurship untuk beberapa santri nanti.
Pesantren Baitul Muqoddas Tangerang mempunyai visi untuk membuat santri huffadz yang produktif dan sanggup berkompetisi secara global. Hal itu searah dengan tagline pesantren "Membangun Generasi Qur'ani Produktif".
Tidak sampai di situ saja, Pesantren Baitul Muqoddas disebutkan mempunyai tekad, untuk membuat iklim pesantren yang ramah lingkungan alias eco-friendly. Ini coba direalisasikan dengan mengikutsertakan beragam pihak untuk membuat lingkungan yang produktif dan zero-waste.
Editor : Dean Ismail