JAKARTA, iNewsBatu.id - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan, Ahmad Fahrur Rozi mengecam penangkapan Imam Besar Masjid Al-Aqsa Syekh Ekrima Sabri oleh Polisi Israel setelah memimpin sholat ghaib untuk tokoh Palestina sekaligus pemimpin Hamas Ismail Haniyeh.
"Kita terus mengecam keras tindakan pembunuhan dan kekerasan di Palestina, seluruh ummat dunia Islam berduka, Israel harus mendengar kemarahan dunia," kata Gus Fahrur lewat pesan singkat kepada MNC Portal, Sabtu (3/8/2024).
Gus Fahrur pun menegaskan bahwa segala tindakan kekerasan oleh Israel di Palestina akan memancing kekerasan yang semakin luas. "Segala tindakan kekerasan akan memancing kekerasan yang lain semakin meluas dan situasi semakin buruk."
Sebelumnya, diketahui bahwa Ismail Haniyeh dibunuh pada hari Rabu 31 Juli 2024 di Teheran, ibu kota Iran. Sementara Hamas dan Iran menyalahkan zionis Israel atas pembunuhan tersebut.
Salah seorang kerabat Syekh Ekrima Sabri mengatakan polisi Israel menyerbu rumahnya di Yerusalem Timur dan menangkapnya.
Setelah Sholat Jumat di Masjid Al-Aqsa, Syekh Ekrima Sabri memimpin sholat ghaib untuk Ismail Haniyeh.
"Warga Yerusalem dan sekitarnya dari mimbar Masjid Al-Aqsa yang diberkahi berduka atas kematian Ismail Haniyeh," kata Syekh Ekrima Sabri dalam khotbahnya, seperti dikutip dari laman Anadolu, Sabtu (3/8).
Setelah khotbah itu, polisi Israel mengatakan sedang menyelidiki apakah pernyataan tersebut merupakan "hasutan". Mereka pun mengklaim bertindak sesuai dengan pernyataan itu.
Ulama berusia 85 tahun itu ditahan beberapa kali oleh zionis Israel pada masa lalu. Ia juga sempat dilarang memasuki Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki selama beberapa bulan.
Syekh Ekrima Sabri adalah pengkritik keras pendudukan zionis Israel selama puluhan tahun di wilayah Palestina. Sebelumnya beliau menjabat sebagai mufti Yerusalem dan wilayah Palestina pada tahun 1994 hingga 2006.
Editor : Ahmad Hilmiddin