KOTA BATU, Batu.iNews.id-Sebagian besar guru dan tenaga kependidikan masih merasa terbebani dengan tuntutan teknologi yang dihadirkan dalam Kurikulum Merdeka.
Minimnya pemahaman IT pada beberapa guru membuat mereka kewalahan dengan berbagai platform, seperti E-rapor, E-Kinerja, dan lainnya.
Namun, di SMP Negeri 3 Kota Batu, Jawa Timur, tantangan ini berhasil diatasi melalui program inovatif “Sinau Bareng” yang membangun komunitas belajar yang akrab dan suportif.
Budi Prasetyo, Kepala SMPN 3 Kota Batu, menekankan pentingnya perubahan paradigma bagi tenaga kependidikan dalam menghadapi kebijakan baru.
“Jika GTK mau belajar dan mengubah cara pandangnya, kebijakan baru pasti bisa diimplementasikan dengan baik,” ujarnya.
Dalam program ini, para guru didampingi melalui Tutor Sejawat yang mengedepankan proses saling belajar dalam suasana kekeluargaan, jauh dari formalitas yang sering kali menjadi penghambat.
Program Tutor Sejawat ini memperlihatkan perubahan nyata. Selain meningkatkan kompetensi guru dalam implementasi Kurikulum Merdeka, komunitas belajar ini juga berhasil menghilangkan kesenjangan antara guru muda dan senior, menciptakan suasana belajar yang lebih kolaboratif dan inklusif.
“Sekarang, pembelajaran lebih berpihak pada siswa dan komunitas belajar menjadi lebih kreatif dan mendukung pembelajaran berdiferensiasi,” tambah Budi.
Program “Sinau Bareng” juga membuat guru mampu secara mandiri menggunakan E-rapor dan meningkatkan jumlah aksi nyata di platform PMM dari 27 menjadi lebih dari 140 dalam satu bulan.
Lebih dari itu, komunitas ini menginspirasi guru untuk berbagi praktik baik, baik di dalam sekolah maupun di tingkat kota dan luar daerah.
Kesuksesan program ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, seperti Pengawas Pembina dan Dinas Pendidikan Kota Batu.
Selain itu, Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Timur dan Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) turut aktif mendampingi serta memberikan evaluasi dan penguatan SDM, menjadikan SMPN 3 Kota Batu sebagai contoh transformasi pendidikan berbasis komunitas yang menginspirasi.
Kepala Bagian Umum BBPMP Jawa Timur, Rizqi, juga mengapresiasi pendekatan komunitas belajar ini yang dinilai mampu mendorong guru untuk berkolaborasi, berbagi sumber daya, dan ide kreatif.
Model komunitas belajar ini juga diterapkan untuk berbagai program strategis seperti penguatan literasi dan akselerasi IKM (Implementasi Kurikulum Merdeka), menjadikannya inspirasi bagi lebih dari 90 lembaga pendidikan se-Indonesia.
SMPN 3 Kota Batu kini tak hanya melahirkan inovasi, namun juga membagikan praktik baiknya melalui website, media sosial, dan publikasi lainnya, yang membuka jalan bagi sekolah-sekolah lain untuk turut bertransformasi di era Kurikulum Merdeka.
Editor : Ryan Haryanto