BATU, iNews.id - Digital nomad adalah sebuah profesi yang cukup asing bagi masyarakat Indonesia. Padahal profesi ini cukup banyak dipilih oleh generasi muda Indonesia karena menawarkan segudang kemudahan.
Satu di antara anak muda yang menggeluti profesi digital Nomad adalah Agnes Friska Cyntia.
Agnes sapaan wanita berusia 27 tahun ini telah menggeluti profesi digital nomad sejak 3 tahun yang lalu.
Profesi digital nomad sendiri adalah sebuah pekerjaan yang memanfaatkan teknologi dan koneksi internet. Misalnya digital creator, influencer, digital marketing dan berbagai profesi lainnya.
Dalam wawancaranya, wanita yang aktif lewat akun Instagram @agnesfcyntia menceritakan awal mula dirinya memilih profesi digital nomad. Agnes yang seorang workaholic sering bekerja hingga larut malam dan mengabaikan waktu makan.
Alhasil wanita asal Yogyakarta ini harus sering mendapatkan perawatan di rumah sakit.
"Pada saat saya kerja kantoran, berkali-kali saya jatuh sakit karena pola hidup saya yang tidak teratur dan saya adalah seorang workaholic. Pada saat itu saya sering bekerja hingga larut malam, mengabaikan waktu makan, akibatnya beberapa kali saya dirawat di rumah sakit hingga harus melakukan operasi usus buntu.
Disana saya menyadari bahwa saya perlu lebih memperhatikan kesehatan fisik maupun mental," tutur wanita yang pernah meraih penghargaan dari Pemkot Tangerang ini.
Agnes Friska Cyntia akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang digital nomad yang dapat mengerjakan tugas dimanapun dan kapanpun.
Namun meskipun tidak harus bekerja di ruangan kantor, seorang digital nomad harus tetap menyelesaikan tanggung jawabnya dengan tepat waktu. Agnes merasa bersyukur dapat menjadi seorang digital nomad.
“Di saat orang berlomba-lomba menjalani hidup ala hustle culture, saya memilih menjadi seorang Digital Nomad. Sebuah sajak dari Seno Gumira Ajidarma menginspirasi saya untuk membangun bisnis dan sistem di perusahaan,” cerita Agnes Friska Cyntia.
Kutipan sajak dari Seno Gumira Ajidarma tersebut berbunyi "Alangkah mengerikannya menjadi tua dengan kenangan masa muda yang berisi kemacetan jalan, ketakutan datang terlambat ke kantor, tugas-tugas rutin yang tidak menggugah semangat, dan kehidupan seperti mesin, yang hanya akan berakhir dengan pensiun tidak seberapa.”
Pada tahun 2020, Agnes bergabung dengan sebuah perusahaan yang bernama PT Visuels Inspirasi Digispora atau Visuels.id.
Perusahaan ini membantu para pemilik UMKM hingga korporasi untuk memanfaatkan teknologi digital seperti sosial media, dan website sebagai sarana promosi dan pembuatan konten. Sebagai seorang co.founder & chief marketing officer, Agnes juga membebaskan karyawannya untuk bekerja secara hybrid.
Para karyawan bisa bekerja dari manapun tanpa harus selalu datang ke kantor.
Hingga kini, Agnes sering menjadi pembicara di beberapa pelatihan UMKM yang diadakan oleh pemerintahan setempat. Selain itu, juga sering mengisi webinar dan berbagai acara di berbagai wilayah Indonesia.
Editor : Dean Ismail