MAKKAH, iNewsBatu.id - Museum Al Wahyu bisa menjadi salah satu destinasi wisata bagi para jamaah haji yang ingin meningkatkan pengetahuan keislaman. Berada di Distrik Budaya Hira, dekat Gua Hira, di Pegunungan Makkah, museum ini menampilkan grafik interaktif perjalanan Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam saat menerima wahyu.
sejumlah jamaah haji yang diundang Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud mendatangi Museum Wahyu untuk merasakan pengalaman spiritual dan budaya tentang sejarah Islam terkait Gua Hira. Mereka berangkat pada pukul 07.55 waktu Arab Saudi (WAS) menggunakan bus bertuliskan "Program Tamu Raja Salman".
Museum Wahyu berada dalam Distrik Budaya Hira. Letika distrik ini tampak berjajar dengan toko-toko yang menjajakan produk khas Arab Saudi hingga mancanegara.
Ada juga penjual yang bisa menggunakan bahasa Indonesia di sana. "Ibu-ibu, kesturi beli 1 gratis 1. Coba dulu, halal. Uang Jokowi boleh, Anies boleh, Prabowo boleh, Ganjar boleh," kata penjual parfum kesturi itu.
Di depan museum, para tamu Allah disambut dengan video pengenalan Gua Hira lengkap dengan denah Museum Wahyu. Para tamu kemudian diajak memasuki ruangan berbentuk gua, dipadu dengan tampilan layar lebar dan animasi modern.
Selanjutnya menuju Balai Wahyu yang juga menampilkan video ilustrasi 3D pada layar yang sangat lebar dengan teknologi digital. Pengunjung pun menikmati tontonan perjalanan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam hingga mendapatkan wahyu pertama.
Tidak lupa, dinding-dinding Balai Wahyu tampak menampilkan riwayat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam, mulai tanggal lahir, nama orangtua, nama lain Nabi Muhammad, silsilah keluarga, masa kecil, nabi terakhir, hingga alasan Allah Subhanahu wa Ta'ala memilih Muhammad menjadi nabi.
Lalu pengunjung diajak menuju gua selanjutnya yakni "Trail to Hira Cave" atau jalan setapak menuju Gua Hira yang memperlihatkan replika Gua Hira tempat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam menerima wahyu. Hingga berbagi artefak sejarah turut ditampilkan dalam Museum Wahyu ini.
Editor : Ahmad Hilmiddin