get app
inews
Aa Text
Read Next : Bromo Sunset and Culture 2, Viskah Rasyid Siap Hangatkan Senja Seruni Point

Bromo Sunset Music and Culture: Strategi Pemkab Probolinggo Memikat Wisatawan

Minggu, 18 Mei 2025 | 15:01 WIB
header img
Penampilan Diva makin spesial saat ditemani MC Viskah Rasyid di panggung Bromo Sunset. (Foto: iNews Batu/Ryan H)

PROBOLINGGO, Batu.iNews.id – Senja di Seruni Point, Sabtu (17/5/2025) sore, tak hanya memamerkan siluet Gunung Bromo yang megah. Di tengah kabut tipis dan rintik hujan yang jatuh perlahan, suasana amfiteater mendadak berubah menjadi panggung rasa. 

Lagu “Cantik” dari Kahitna yang dibawakan DPM Project Band tak sekadar mengalun, tetapi menyusup pelan ke hati setiap penonton yang hadir dalam gelaran Bromo Sunset Music and Culture 2.

Acara yang digelar rutin tiap bulan ini bukan hanya suguhan seni dan budaya biasa. Ia menjadi ujung tombak strategi Pemkab Probolinggo dalam mempromosikan potensi wisata dengan cara yang lebih emosional dan berkesan.

Lewat Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Dinasporapar), Pemkab Probolinggo mengemas Bromo bukan hanya sebagai destinasi, tapi juga sebagai pengalaman.

Musik, kabut, senja, dan rintik hujan dirangkai dalam satu harmoni yang menggugah wisatawan untuk datang bukan sekadar melihat, tapi juga merasakan.

“Kami ingin wisatawan membawa pulang rasa, bukan hanya foto,” ujar Kepala Dinasporapar Kabupaten Probolinggo, Heri Mulyadi, dalam wawancara sebelumnya.

Kolaborasi dengan event organizer Bright Pantura pun memperkuat narasi itu. Mereka tidak hanya menghadirkan penampil, tetapi juga mengorkestrasi suasana, mulai dari penataan cahaya, pemilihan lagu, hingga urutan pengisi acara agar setiap detik terasa istimewa.

DPM Project, band asal Probolinggo yang tampil sore itu, membuktikan bahwa talenta lokal pun punya kelas.

Dengan formasi Faris Fahrusi (gitar), Radite Purnomo (bass), Rudi (drum), Diva (vokal), dan Zacky (keyboard), mereka membawakan tembang lawas “Cantik” dengan nuansa baru yang lebih syahdu.

“Kalau mentari bisa terbit di utara, maka cinta pun bisa hadir di tempat dan waktu yang tak biasa,” celetuk Diva saat diwawancara. 

Ucapannya disambut senyum dan tepuk tangan, seolah menyatu dengan momen alam yang sedang terjadi.

Ia juga mengungkapkan rasa harunya karena akhirnya bisa tampil untuk pertama kalinya di pagelaran Bromo Sunset Music and Culture 2.

“Saya sangat berkesan karena menurut saya event ini luar biasa istimewa, didukung juga dengan view Seruni Point yang sangat cantik dan menarik untuk dikunjungi,” ucapnya penuh semangat.

Tak sekadar tampil, ia juga menikmati seluruh rangkaian pertunjukan. Mulai dari pengenalan budaya lewat tarian-tarian khas, hingga momen saat dirinya bersama DPM Project berhasil membakar suasana lewat alunan musik yang memikat.

“Saya senang banget bisa menghibur semua yang hadir di sana. Kita bisa enjoy dan nikmati lagunya sembari menikmati suasana yang begitu menenangkan,” ujarnya.

Di antara ratusan penonton yang memadati amfiteater alam itu, dua wisatawan perempuan asal luar negeri tampak terhipnotis oleh penampilan di atas panggung yang berlatar Jembatan Kaca dan megahnya Gunung Bromo.

Mereka berjoget kecil mengikuti irama, larut dalam musik tanpa peduli dinginnya udara Bromo. Momen itu menjadi bukti bahwa bahasa seni bisa menembus batas negara dan budaya.

Salah satu pengunjung, Ahmad Suyuti dari Kota Probolinggo, mengaku terkesima. “Biasanya ke Bromo untuk lihat sunrise. Tapi ini beda. Musiknya, suasananya, kabutnya. Lagu barusan benar-benar bikin merinding,” kata pengusaha travel itu.

Event ini tak hanya memanjakan mata, tapi juga menggerakkan ekonomi lokal. Stan-stan UMKM, hotel-hotel sekitar Bromo, dan pelaku ekonomi kreatif turut meramaikan festival, memperkenalkan produk dan jasa mereka kepada wisatawan.

Dengan konsep Bromo Sunset Music and Culture, Pemkab Probolinggo perlahan menggeser paradigma promosi wisata. Bukan sekadar destinasi indah, tapi bagaimana menciptakan pengalaman yang membekas.

Dan sore itu, meski hujan tak juga reda, satu hal terasa jelas, Gunung Bromo tak hanya tentang lanskap, tapi tentang lagu, cinta, dan kenangan yang bisa diciptakan bersamanya.

Editor : Ryan Haryanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut