Logo Network
Network

Kerusuhan Sepakbola di Malang Memakan Korban 127 Orang, 2 Diantaranya Anggota Polisi

Dean Ismail
.
Minggu, 02 Oktober 2022 | 08:28 WIB
Kerusuhan Sepakbola di Malang Memakan Korban 127 Orang, 2 Diantaranya Anggota Polisi
Insiden di stadion Kanjuruan (Foto: Ist)

MALANG, iNewsBatu.id - Kerusuhan sepakbola kembali lagi terjadi, kali ini dikabarkan jika sedikitnya sekitar 127 orang dipastikan meninggal dunia dalam insiden kekacauan di Stadion Kanjuruhan, Malang, dalam laga Arema FC versus Persebaya Surabaya pada pekan ke-11 Liga 1 2022-2023, Sabtu 1 Oktober 2022 malam WIB.

Peristiwa semalam itu dapat disebutkan sebagai kerusuhan sepakbola terkelam yang pernah terjadi di sepakbola Indonesia, karena memakan korban sebanyak itu. Sama seperti yang diketahui, pertandingan Arema versus Persebaya berjalan ricuh. Hal tersebut berawal usai tim tuan rumah Arema Malang berhasil dikalahkan oleh Persebaya dalam lanjuran Liga 1 dengan skor akhir 2-3  untuk kemenangan team berjulukan Bajul Ijo itu.

Berdasar laporan MNC Portal Indonesia di lokasi, kekacauan diawali saat beberapa Aremania memasuki lapangan demikian peluit panjang dibunyikan sekitaran jam 22.00 WIB. Mereka kecewa sesudah team kesayangan mereka kalah atas si rival bebuyutan.

Di lapangan, beberapa Aremania kelihatan menghancurkan beberapa sarana stadion dan bentrokan dengan petugas keamanan. Bahkan juga, terlihat mobil petugas keamanan hancur parah karena jadi bulan-bulanan beberapa pendukung tim tuan rumah.


kerusuhan sepakbola (okezone)

Selanjutnya, petugas keamanan berusaha untuk mengatur keadaan yang tidak kondusif itu. Gas air mata juga mereka lontarkan ke tribun penonton. Lemparan gas air mata itu juga membuat beberapa penonton di tribun jadi panik karena membuat mata perih. Keadaan juga makin kacau-balau karena mereka berusaha untuk cari jalan keluar dengan berdesakan.

Karena desak-desakan dan gas air mata tersebut yang membuat beberapa korban berjatuhan. Tercatat dari laporan yang beredar sebanyak 127 orang yang dinyatakan meninggal dunia, dan hal itu jadi yang paling banyak dalam riwayat kerusuhan sepakbola teroarah di Tanah Air.

"Dalam peristiwa itu sudah meninggal 127 orang, dua salah satunya anggota Polri, dan 125 yang wafat di stadion ada 34 (orang)" tutur Kapolda Jawa Timur Irjen Pol, Nico Afinta saat memberi penjelasannya di Mapolres Malang, Minggu (2/10/2022).

Korban yang wafat di rumah sakit sebagian besar nyawanya tidak terselamatkan karena telah dalam kondisi memburuk sesudah kekacauan yang terjadi. Mereka sebagian besar menjalani sesak napas dan terjadi penimbunan hingga terinjak - injak karena cemas akibat shooting gas air mata.

"Mereka pergi keluar ke satu titik di pintu keluar, jika tidak salah itu 10 atau pintu 12. Selanjutnya terjadi penumpukan di dalam proses penumpukan tersebut terjadi sesak napas, kekurangan oksigen, yang oleh tim medis dan tim pergabungan ini dilakukan usaha penolongan yang berada di dalam stadion," lebih Nica Afinta.

Dari sanalah pada akhirnya beberapa korban dievakuasi ke rumah sakit paling dekat mulai RS Wava Husada, RS Teja Husada, RSUD Kanjuruhan, sampai ada yang dibawa ke rumah sakit di Kota Malang.

Editor : Dean Ismail

Follow Berita iNews Batu di Google News

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.