Inilah Misteri Larangan yang Ada di Suku Dayak, Nomor 5 Bisa Diganggu Makhluk Halus

BATU, iNews.id - Dalam setiap daerah pasti mempunyai misteri tersendiri yang ada di dalamnya. Dimana misteri ini biasanya berkaitan dengan asal-usul daerah tertentu yang harus dijaga dan dihormati.

Misteri sangat erat kaitannya dengan adat istiadat yang sudah sering dilakukan oleh daerah tertentu baik berupa larangan maupun anjuran, dimana hal ini dilakukan untuk menghargai jasa para nenek moyang mereka yang telah berjasa membangung daerah mereka.

Dapat dikatakan bahwa misteri juga berkaitan dengan nenek moyang atau leluhur dari daerah tertentu. Banyak daerah yang mempunyai misteri, salah satunya adalah Suku Dayak.

Suku Dayak sebagai salah satunya warga asli yang menempati hutan Kalimantan. Suku ini dikenal masih memegang teguh budaya tradisi dan adat.

Sebagai salah satunya propinsi paling besar di Indonesia, Kalimantan menawarkan beberapa hal, bukan hanya alamnya yang eksotik, tapi juga suku yang mendiaminya yaitu Dayak.

Tidaklah aneh banyak yang ingin diketahui dari suku ciri khas dari bumi Borneo itu. Terhitung satu diantaranya ialah larangan-larangan yang berlaku di suku Dayak.

Lalu, larangan apa yang dimaksud? Berikut pembahasan tentang larangan yang berlaku di Suku Dayak:

• Tidak boleh mempermainkan gadis Dayak

Siapa sih yang tidak kagum dengan kecantikan beberapa gadis suku Dayak. Siapa saja yang melihatnya, sudah tentu akan terpikat.

Tetapi, ada satu perihal yang penting jadi perhatian untuk beberapa pria, berkaitan dengan gadis-gadis Dayak. Ini mengenai larangan untuk tidak pernah mengganggu gadis-gadis Dayak atau mempermainkannya.

Menurut mitos yang beredar, siapa saja yang mengganggu mereka, terlebih mempermainkannya, dijamin akan hilang alat vitalnya. Memang kedengar benar-benar tidak mungkin tapi telah banyak cerita mengenai ini.

• Tidak boleh pandang rendah orang Dayak

Sudah jadi kewajiban bagi para pendatang untuk menghargai para suku Dayak. Ini mengingat, suku Dayak memiliki kekuatan magis yang di luar nalar.

Jika orang Dayak tersinggung dengan ejekan atau perkataan kita, maka akan mengerahkan kekuatan mereka sebagai bentuk rasa sakit hatinya. Harus dipahami, suku Dayak sebagai salah satunya suku di dunia dengan sihir paling kuat.

• Tidak boleh bermain-main dengan Mandau

Mandau sebagai senjata yang dipandang keramat untuk suku Dayak. Walau, memiliki bentuk seperti parang secara umum, senjata ini tidak dapat digunakan semaunya dan harus ada alasan khusus.

Menurut kepercayaan orang Dayak, Mandau yang keluar dari sarungnya akan makan korban. Oleh karenanya, untuk beberapa pendatang tidak boleh bermain dengan senjata yang satu ini.

• Bersikap sopan saat berkunjung ke makam Suku Dayak

Bakal menjadi pengalaman unik tersendiri, bila dapat singgah ke tempat sakralnya Suku Dayak. Satu diantaranya ialah tempat pemakaman.

Langkah penguburan orang Dayak terbilang cukup unik. Pasalnya, mereka membuat seperti makam di atas tanah seperti bangunan balok yang disanggah. Walau benar-benar unik, makam ini mengandung daya magis yang lumayan kuat.

Di saat berkunjung ke makam Suku Dayak, diharuskan selalu untuk bersikap sopan.

Karena orang Dayak benar-benar mengeramatkan makam para nenek moyang. Tidak boleh berbicara kasar atau mengejek. Jika hal tersebut terjadi maka bisa terjadi suatu hal yang tidak diharapkan.

• Dilarang menghina patung kayu

Bila diperhatikan, di Kalimantan beberapa rumah adat yang di depannya ada patung dibuat dari kayu. Konon, ini bukan patung biasa tetapi simbol untuk nenek moyang suku Dayak yang telah meninggal.

Larangan yang ada mengenai kayu ini, jangan sampai mengejek bentuknya, sekalipun dalam hati. Ada beberapa peristiwa orang-orang yang mengejek patung ini dan terganggu oleh makhluk halus.

Masalah ini terus akan ada sampai para penghina mohon maaf pada pihak keluarga yang dihina.

Sebelumnya artikel ini sudah tayang di iNews.id dengan judul 5 Misteri Suku Dayak Paling Mengerikan, Nomor 3 Hati-Hati untuk Para Pria.

Nah itulah misteri mengenai larangan yang ada di Suku Dayak. Semoga bermanfaat.

Editor : Bayu Pratama