Sampel darah diambil dari 40 orang di setiap desa, yang dipilih berdasarkan jarak dari rumah penderita filariasis, dengan radius sekitar 100 meter.
“Kami fokus ke area sekitar penderita untuk memastikan bahwa penularan lewat nyamuk bisa dicegah lebih dini,” tambah perempuan yang akrab disapa Yeni itu.
Selain itu, acara ini juga melibatkan banyak pihak, termasuk tenaga kesehatan dan aparat kecamatan.
Ternyata, masyarakat cukup antusias berpartisipasi meski acara ini berlangsung malam. “Masyarakat sadar akan bahayanya filariasis yang bisa bikin anggota tubuh membesar dan mengganggu aktivitas sehari-hari,” ujar Yeni.
Penyakit filariasis sendiri merupakan infeksi menahun yang tidak mematikan, namun bisa menyebabkan kecacatan. Karena tidak selalu fatal, sering kali penyakit ini terabaikan.
Oleh karena itu, upaya pencegahan seperti ini penting dilakukan agar masyarakat tetap sehat dan terhindar dari komplikasi jangka panjang.
“Harapan kami, deteksi dini ini bisa mencegah munculnya kasus baru, sekaligus meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya kesehatan,” tutup Yeni.
Editor : Ahmad Hilmiddin