"Pada saat saya kerja kantoran, berkali-kali saya jatuh sakit karena pola hidup saya yang tidak teratur dan saya adalah seorang workaholic. Pada saat itu saya sering bekerja hingga larut malam, mengabaikan waktu makan, akibatnya beberapa kali saya dirawat di rumah sakit hingga harus melakukan operasi usus buntu.
Disana saya menyadari bahwa saya perlu lebih memperhatikan kesehatan fisik maupun mental," tutur wanita yang pernah meraih penghargaan dari Pemkot Tangerang ini.
Agnes Friska Cyntia akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang digital nomad yang dapat mengerjakan tugas dimanapun dan kapanpun.
Namun meskipun tidak harus bekerja di ruangan kantor, seorang digital nomad harus tetap menyelesaikan tanggung jawabnya dengan tepat waktu. Agnes merasa bersyukur dapat menjadi seorang digital nomad.
“Di saat orang berlomba-lomba menjalani hidup ala hustle culture, saya memilih menjadi seorang Digital Nomad. Sebuah sajak dari Seno Gumira Ajidarma menginspirasi saya untuk membangun bisnis dan sistem di perusahaan,” cerita Agnes Friska Cyntia.
Kutipan sajak dari Seno Gumira Ajidarma tersebut berbunyi "Alangkah mengerikannya menjadi tua dengan kenangan masa muda yang berisi kemacetan jalan, ketakutan datang terlambat ke kantor, tugas-tugas rutin yang tidak menggugah semangat, dan kehidupan seperti mesin, yang hanya akan berakhir dengan pensiun tidak seberapa.”
Editor : Dean Ismail