Pada jaman dulu, Lalove cuma bisa dimainkan oleh orang khusus yang disebutkan bule. Alat musik ini perlu tehnik tiup yang tinggi dan sempurna.
Umumnya, beberapa orang berusia senja yang sanggup tiup Lalove. Tetapi, sekarang telah banyak mulai anak muda turut belajar mainkan alat musik ini.
Alat musik ini sebagai peralatan wajib di dalam upacara Balia, salah satunya upacara tradisional ciri khas Suku Kaili yang mempunyai tujuan sebagai proses pengobatan.
Alat Musik Tradisional yang Keramat
Dalam upacara itu, alat musik tradisional ini dimainkan untuk panggil beberapa roh halus. Lalove dimainkan sepanjang proses pengobatan, bahkan juga sampai beberapa jam. Fungsinya yang keramat, membuat Lalove terlarang dimainkan oleh sembarangan orang.
Bila hal tersebut dilaksanakan, dipercayai sang pemain bisa kerasukan. Fungsi yang keramat jadikan proses pembuatan Lalove berjalan sakral.
Alat musik ini dibuat dari buluh bambu pilihan yang didapatkan dari pegunungan atau bukit tinggi.
Saat sebelum menebang bambu, perajin harus ucapkan tabe atau ijin ke arwah yang dipercaya menanti bukit itu.
Ritual itu dibarengi dengan pemberian sesajen berbentuk ayam putih. Sesudah menebang buluh bambu sekitar tiga tangkai, perajin lalu ke saluran sungai.
Ketiga buluh bambu juga dihanyutkan. Bambu yang tenggelam lebih dulu sebagai bambu khusus yang nanti diputuskan untuk dibikin jadi Lalove.
Sesudah dipilih, buluh bambu itu lalu dikeringkan dan dipotong.
Salah satunya ujung dipotong sampai batas buku, dan batas buku pada ujung lainnya didiamkan. Ujung yang mempunyai buku ini dipotong sedikit dan dililitkan rotan. Nanti, sisi ini dipakai untuk tempat tiup Lalove.
Editor : Bayu Pratama