Bakier juga menambahkan, permintaan untuk mengundang Gus Haris dalam peresmian ini datang langsung dari masyarakat sekitar.
“Warga meminta saya mengundang Gus Haris karena beliau dianggap sebagai sosok ulama yang mampu membawa perubahan besar bagi Kabupaten Probolinggo, terutama dalam pembangunan infrastruktur,” katanya.
Kehadiran Gus Haris disambut dengan meriah oleh warga. Mereka memadati lokasi acara, dengan panggung yang dihiasi dengan dekorasi sederhana.
Dalam sambutannya, Gus Haris menekankan pentingnya semangat kebersamaan dan gotong royong dalam membangun daerah.
“Jembatan ini bukan hanya sekadar penghubung fisik antar desa, tetapi juga simbol persatuan dan kerja sama yang harus kita jaga dan pertahankan. Semangat kebersamaan inilah yang akan membawa kita semua maju,” ujarnya disambut tepuk tangan meriah dari warga.
Tokoh-tokoh masyarakat setempat, seperti Mistiran dan Kyai Huda, turut hadir dalam peresmian tersebut. Mereka dikenal sebagai dermawan yang dengan sukarela menyumbangkan sebagian tanah mereka untuk pelebaran akses jalan menuju jembatan.
Seho (40), warga Dusun Polotan, Desa Jorongan, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada para tokoh tersebut.
“Dulu jalan menuju jembatan ini sangat sempit, tapi sekarang sudah jauh lebih lebar, bahkan truk bisa salipan,” kata Seho.
Usai memberikan sambutan, Gus Haris secara simbolis memotong pita sebagai tanda peresmian pembukaan jembatan. Ia didampingi oleh H. Muhammad Bakier dan tokoh masyarakat lainnya.
Setelah acara peresmian, Gus Haris meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan warga. Beberapa warga menyampaikan aspirasi mereka mengenai pembangunan infrastruktur lain yang mereka harapkan kelak dapat diwujudkan.
Editor : Ahmad Hilmiddin