Sejarah Permainan Tradisional yang Ada di Indonesia, Pernah Memainkannya?

Dean Ismail
permainan tradisional (indonesia.go.id)

BATU, iNews.id - Sama seperti yang kita mengetahui, beragam daerah pelosok bangsa Indonesia mempunyai kebudayaan yang bermacam. Kebudayaan Indonesia yang bermacam itu mencakup beberapa macam hal seperti kesenian, permainan tradisional, aksen berbahasa, baju tradisi, dan sebagainya.

Kali ini kita akan mengulas salah satunya wujud keberagaman budaya Indonesia sebagai peninggalan riwayat dalam bentuk permainan tradisional.

Tahukah kamu jika rupanya letak geografis sebuah daerah itu dapat mempengaruhi keanekaragaman permainan-permainan tradisional yang dipunyai oleh bangsa kita.

Ngomong-ngomong, ingatkah kamu permainan-permainan tradisional apa yang kerap kamu permainkan saat kecil dahulu? Apa saja permainan pada periode kecil dahulu, yang paling penting ialah keceriaan yang ada.

Saat kita telah dewasa, berjumpa rekan-rekan dari beragam daerah Indonesia, kemungkinan masing-masing punyai masa lalu yang berbeda masalah permainan periode kecilnya.

Dan betul memang ketika bermain dahulu, kita cuma bermain-main saja. Belum terlampau perduli dengan arti dan sejarahnya. Berikut ialah sejarah permainan tradisional yang penting kamu kenali.

1. Layang-layang

"Kuambil buluh sebatang. Kupotong sama panjang. Kuraut dan kutimbang dengan benang. Kujadikan layang-layang. Bermain…berlari. Bermain layang layang. Bermain kubawa ke tanah lapang. Hati senang dan ria…"

Sebait kalimat pendek di atas ialah lirik lagu anak-anak nasional yang kemungkinan kerap kita nyanyikan dahulu di kelas saat duduk di kursi TK atau SD kelas 1 - 2.

Layang-layang ialah permainan tradisional yang dapat dimainkan dengan menerbangkan sebuah benda yang dibuat berbahan kertas, benang, dan bambu. Triknya ialah kertas itu digunting dengan berwujud tertentu, selanjutnya diikatkan oleh benang.

Menurut sejarahnya, permainan layang-layang ini datang dari dataran Tiongkok sekitaran 500 tahun saat sebelum masehi.

Tetapi ada pula seorang periset yang mengatakan jika wilayah dari permainan ini ialah datang dari Pulau Muna, Sulawesi Tenggara. Mari lestarikan permainan tradisional ini yang kabarnya ini asli dari Bangsa Indonesia.

Yang jelas, permainan ini sangat menarik dengan permainan berbasiskan tehnologi yang ada di handphone. Saat dimainkan bersama oleh anak-anak, permainan ini lebih banyak manfaatnya. Selainnya latih motorik, bermain layang-layang jadikan tubuh lebh sehat karena terus bergerak.

2. Congklak

sebagai permainan yang sudah lama berkembang di Asia, terutamanya di kawasan Melayu. Di Jawa, nama ‘congklak' seringkali disebutkan dengan ‘Dhakon'.

Menurut sejarahnya, permainan congklak dibawa pertama kalinya oleh masyarakat Arab yang saat itu sedang pindah ke Asia untuk berdagang dan berdakwah.

Langkah bermain congklak yang pertama ialah setiap lubang berisi 7 buah beberapa bijian. Terkecuali induk lubang, setiap induk lubang harus dikosongkan karena jumlah biji anak akan terlindung sesudah ditempatkan dalam induk lubang.

Salah satunya pemain bisa tembak jumlah biji musuh. Yang paling penting prediksikan jumlah biji yang hendak digerakkan hingga anak biji stop di lubang punya sendiri, kemudian berkenaan anak biji punya musuh.

Jika target pas, karena itu pemain memiliki hak ambil isi biji musuh pada lubang yang telah ‘tertembak' itu. Permainan usai bila antara ke-2 pemain yang setiap lubang telah kosong.

Itu pertanda permainan usai. Lebih dari masalah taktik, saat bermain congklak diperlukan kejujuran. Bila salah satunya antara pemain yang nakal, karena itu hasil tidak sama yang diprediksi.

3. Gasing

Gasing ialah sebuah benda yang dapat berputar-putar pada kutub dan mempunyai satu titik kesetimbangan. Untuk dapat berputar-putar, mainan gasing diputar cepat lebih dulu dengan kontribusi tali khusus.

Gasing sebagai permainan tradisional yang cukup terkenal di kelompok masyarakat Melayu, terutamanya Riau. Dalam pada itu, di wilayah Sulawesi Selatan, gasing baru dikenali pada range tahun 1930-an. Permainan tradisional yang biasanya dimankan anak lelaki ini telah dikenali di Pulau Natuna saat sebelum periode penjajahan Belanda.

Umumnya kayu yang diputuskan untuk membikin gasing ialah kayu keras seperti kemuning, merbau, rambai, dan durian. Potongan kayu ini dikikis dan dibuat hingga jadi gasing.

Supaya bisa berputar-putar, gasing memerlukan kontribusi tali yang kuat dan tidak gampang putus. Biasanya, panjang tali gasing yang dipakai ialah 1 mtr., tetapi bisa juga sesuaikan ukuran tangan penggunanya.

4. Cublak-cublak Suweng

Cublak-cublak suweng ialah sebuah syair yang dinyanyikan untuk menemani permainan. Beragam sumber riwayat mengatakan jika Cublak-cublak suweng dibuat oleh salah seorang wali songo yakni Syekh Maulana Ainul Percaya atau yang umum dikenali dengan Sunan Giri di tahun 1442 Masehi.

Permainan ini datang dari Jawa Timur. Sunan Giri terdaftar pada riwayat jika beliau menebarkan agama Islam di Indonesia terutamanya pulau jawa dengan lajur kebudayaan. Karena itu beliau mendatangkan syair cublak-cublak suweng ini yang pada akhirnya dijadikan permainan tradisional anak-anak.

Menurut istilah, ‘Cublak Suweng' sendiri ini berarti tempat Suweng yang maknanya anting, sebuah perhiasan wanita Jawa. Dalam pada itu, sumber lain mengatakan jika Cublak-cublak suweng ini berarti tempat harta bernilai, yakni Suweng (Suwung, Sepi, Sejati) atau Harta Sejati.

5. Bebentengan

Bebentengan ialah permainan yang cukup filosofis karena penuh nilai-nilai perjuangan. Lahirnya istilah bebentengan untuk panggilan permainan tradisional ini sebagai analogi dari benteng yang dibuat pada periode perjuangan menantang penjajah.

Permainan bebentengan memiliki keterikatan dengan kehidupan warga Indonesia pada jaman penjajahan Belanda. Bebentengan datang dari kata ‘benteng' atau pertahanan.

Kata bebentengan ialah Dwipurwa (perulangan suku kata pertama) dengan menggunakan akhiran an yang maknanya seperti atau melakukan perbuatan seperti sebetulnya. Arti dari permainan ini ialah tingkatkan pengetahuan anak-anak mengenai taktik pertahanan Indonesia pada gempuran penjajah Belanda.

Untuk dapat lakukan permainan bebentengan, kita memerlukan tempat datar, kosong, dan lumayan luas, dan jumlah pemain yang lumayan banyak. Anak-anak yang hendak bermain bebentengan, dipisah jadi dua barisan yang serupa rata.

Ke-2 barisan itu membuat ‘markas' atau ‘kubu' bentengnya sama-sama saling jauh. Satu barisan dapat memenangi permainan saat salah satunya pemain dapat sukses sentuh benteng musuh tanpa disentuh oleh musuh yang menjaga benteng yang terserang. Yang jelas, permainan ini memercayakan kerja sama team.

6. Engklek

Permainan tradisional yang ini banyak dimainkan oleh anak-anak wanita. Engklek yang di sejumlah wilayah disebutkan dengan ‘sunda manda' ini mempunyai nama asli ‘Zondag Maandag' yang disebut bahasa Belanda.

Dari namanya kelihatan cukup terang riwayat engklek. Permainan engklek segera masuk ke negara Indonesia lewat Belanda di saat Belanda masih menjajah Indonesia.

Lantas bagaimanakah langkah untuk memainkan? Engklek dimainkan secara berganti-gantian di atas sebidang tanah, lantai, atau halaman paving yang dilukis kotak-kotak.

Beberapa pemain akan membuat undian untuk posisi pemain. Pemain pertama kali harus melempar pecahan darurat ke kotak pertama kali yang paling dekat. Kemudian, dia harus melompat-lompat ke semua kotak secara berurut cuma degan memakai 1 kaki.

Editor : Bayu Pratama

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network