BATU, iNews.id - Toleransi beragama di Indonesia menjadi topik yang tidak ada habisnya untuk diperbincangkan. Mulai dari pemerintah, akademisi, tokoh pemuka agama, sampai masyarakat pada umumnya punya peran dalam membangun bangsa yang lebih menghargai perbedaan.
Sebagaimana kita tahu, tragedi bom Surabaya pada hari Minggu, 14 Mei 2018 agaknya menjadi alarm untuk urusan toleransi kita. Berbagai kasus kekerasan terkait intoleransi beragama yang terjadi sebelumnya di berbagai daerah juga dianggap sebagai ancaman serius terhadap kebhinekaan.
Apapun yang menjadi motif pelaku sebenarnya, bagaimana perkara di balik itu, siapa saja yang berkepentingan di sana, tentu kita tidak sedang membahas itu.
Mencoba untuk tetap menyebarkan arus pemikiran positif, kita akan akan berbagi informasi tentang kota paling toleran di Indonesia. Pemilihan daftar kota paling toleran ini dilakukan oleh Setara Institute pada tahun 2017.
Dalam rangka menyambut Hari Toleransi Internasional yang diperingati setiap 16 November, Setara Institute melakukan kajian dan pengindeksan (indexing) terhadap 94 kota di Indonesia dalam hal isu promosi dan praktik toleransi.
Setara Institute sendiri, berdasarkan keterangan pada situs webnya, adalah organisasi yang didirikan oleh beberapa individu yang didedikasikan untuk ide bahwa setiap orang harus diperlakukan sama sementara menghormati keberagaman, mengutamakan solidaritas dan menjunjung tinggi martabat manusia.
Lembaga ini didirikan oleh orang-orang yang ingin menghapuskan diskriminasi dan intoleransi atas dasar agama, suku, suku, warna kulit, jenis kelamin, dan status sosial lainnya, serta meningkatkan solidaritas dengan lemah dan korban.
Tujuan pengindeksan ini antara lain ialah untuk mempromosikan kota-kota di Indonesia yang dianggap berhasil membangun toleransi di daerahnya. Hal itu diharapkan bisa mendorong kota-kota lainnya untuk turut serta membangun dan mengembangkan toleransi di daerahnya.
Dari hasil pengindeksan itu, 5 kota dengan skor toleransi tertinggi adalah Manado (5,90), Pematangsiantar (5,90), Salatiga (5,90), Singkawang (5,90) dan Kota Tual (5,90). Perlu diketahui, urutan itu disusun berdasarkan abjad, mengingat skor yang sama untuk masing-masing kota.
1. Manado
Kota terbesar di Sulawesi Utara ini menyabet penghargaan sebagai kota paling toleran di Indonesia pada tahun 2017. Hal itu bukan tanpa alasan, melainkan dibuktikan dengan bermacam-macam suku, etnis dan ras yang bercampur di kota tersebut.
Meskipun banyak perbedaan di masyarakatnya, namun kerukunannya sangat terjaga. Tempat ibadah antar umat beragama banyak yang dibangun berdekatan.
2. Pematangsiantar
Kota Pematangsiantar yang dikenal dengan slogan ‘Sapangambei Manoktok Hitei’, saat ini jadi perhatian nasional, masuk daftar kota dengan tingkat tertinggi dalam hal toleransi dan kerukunan umat beragama.
Berbatasan dengan Kabupaten Simalungun, Karo dan Samosir, Tobasa, Tapanuli Tengah, dan Taput, kota ini juga dikenal dengan dominasi Suku Batak, ada Batak Toba, Batak Simalungun, Batak Mandailing, Batak Karo, Batak Phakpak.
Pematangsiantar ialah salah satu kota di Sumatera Utara yang menjunjung toleransi. Baik umat Islam, Kristen, maupun Buddha, mereka saling menghargai. Kerap kali masyarakatnya nongkrong di kedai kopi, seakan tidak ada rasa saling memendam kecurigaan pada keyakinan orang lain.
Upaya yang mereka lakukan untuk menjaga kerukunan antar umat beragama, salah satunya adalah melalui Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) dan melestarikan beragam nilai budaya yang ada di sana.
kota Salatiga (sindonews)
3. Salatiga
Terlihat di peta Jawa Tengah, Kota Salatiga terletak di antara Surakarta (Solo) dan Semarang. Jaraknya masing-masing 49 km di sebelah selatan Semarang dan 52 km di sebelah utara Srakarta.
Meskipun hanya terdiri dari 4 kecamatan, kota ini termasuk kota yang multietnis karena dihuni sekitar 30 etnis. Keberadaan dua lembaga pendidikan berbasis agama dengan mahasiswa dari seluruh Indonesia, yakni Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga juga merupakan representasi lain Salatiga sebagai kota paling toleran.
4. Singkawang
Singkawang dalam bahasa Mandarin adalah Shankou Yang atau San Keuw Jong. Kota di Kalimantan Barat ini dikenal sebagai tempat persinggahan para pedagang dan penambang emas dari China di masa lalu.
Data sensus tahu 2014 menyebutkan bahwa sekitar 70% dari populasi masyarakat yang tinggal di Singkawang merupakan etnis Tionghoa. Sisanya merupakan orang Dayak, Melayu hingga orang Jawa.
Singkawang yang dikenal sebagai kota multietnis dan salah satu kota paling toleran memang bukan tanpa alasan. Sejumlah rumah ibadah pun turut bersandingan satu sama lain.
Tidak hanya itu, saat Cap Go Meh misalnya. Ketika momen salat Jumat tiba, maka parade yang penuh hingar bingar pun mendadak reda karena bunyi azan berkumandang.
Masyarakat dari etnis Tionghoa yang tengah berparade pun beristirahat sejenak saat umat Islam beribadah. Acara pun dilanjutkan lagi setelahnya.
5. Kota Tual
Di berbagai daerah di Indonesia, pembangunan rumah ibadah seringkali berujung sengketa. Sangat disayangkan ketika hak kaum minoritas di suatu daerah untuk memiliki rumah ibadah kerap terhambat.
Tapi tidak demikian dengan Kota Tual, sebuah kota di Provinsi Maluku ini. Salah satu bangunan tempat ibadah di kota Tual adalah Masjid Raya Al-Huriyah. Masjid ini terletak di jantung Kota Tual.
Yang menarik, proses renovasi Masjid Raya Al-Huriyah Kota Tual dilakukan bersama-sama antara umat Islam dan umat Kristen. Masyarakat saling bergotong royong untuk membangun tempat ibadah, tanpa ada gesekan satu sama lain.
Itulah 5 kota paling toleran di Indonesia menurut. Mudah-mudahan bisa mendorong kota-kota lainnya untuk meningkatkan toleransi.
Selain 5 kota tersebut di urutan teratas, 5 kota berikutnya dengan skor toleransi tertinggi (urutan 6 sampai 10) adalah sebagai berikut: Binjai – Sumatera Utara (5,80), Kotamobagu – Sulawesi Utara (5,80), Palu – Sulawesi Tengah (5,80), Tebing Tinggi – Sumatera Utara (5,80), dan Surakarta – Jawa Tengah (5,72).
Editor : Dean Ismail
Artikel Terkait