Kisah Legenda Gunung Tidar yang Dianggap Pakunya Tanah Jawa Dahulu Menjadi Tempat Jin dan Demit

Rina Anggraeni
Gunung Tidar Magelang (Foto: Wikipedia)

BATU, iNewsBatu.id - Gunung Tidarjadi salah satu tempat yang dianggap sakral di daerah Jawa sehingga memiliki beberapa nama julukan untuk wilayah tersebut. Lantas, kenapa Gunung Tidar disebut pakunya Tanah Jawa?

Ternyata hal itu dikarenakan kepercayaan masyarakat sekitar. Sebab, mitosnya Gunung Tidar hanya dihuni oleh bangsa jin dan setan.

Suatu ketika sampailah berita kekosongan pulau jawa dari manusia itu kepada Sultan Turki. Kemudian sang sultan mengutus Syeikh Subakhir untuk bernegosiasi dengan Kyai Semar.

Kyai Semar dikenal sebagai penguasa tanah Jawa, ia merupakan jelmaan dewa golongan putih yang bertapa di gunung tidar selama 1001 tahun lamanya.

Syeikh Subakhir datang ke pulau Jawa dan bertemu Kyai Semar untuk memindahkan jin jahat yang ada di Gunung Tidar, membawa penduduk supaya pulau Jawa tidak kosong dari manusia dan menyebarkan agama Islam.

Menurut cerita legenda, Pulau Jawa diciptakan oleh sang Maha Pencipta berupa daratan yang terapung di lautan luas dan daratan itu selalu bergerak.

Seorang Dewa yang dari kayangan memaku tanah tersebut agar berhenti bergerak, kepala paku yang digunakan kini berakhir menjadi sebuah gunung yang dikenal sebagai Gunung Tidar. Masyarakat tradisional Jawa menyebutkan sebagai Pakuning Tanah Jawa atau paku tanah Jawa.

Tak hanya itu beliau dikhususkan untuk menangani hal gaib dan spiritual yang dinilai sebagai penghalang diterimanya Islam oleh masyarakat Jawa. Para Jin, dedemit, dan lelembut dapat mengubah wujudnya menjadi ombak besar membuat kapal hancur, disertai angin puting beliung yang dapat menghancurkan apapun di atas ombak.

Masyarakat Jawa saat itu juga masih memegang teguh kepercayaan lama. Dengan karakter gaib dan mistis masih mendominasi hingga daratan dan lautan di sekitar pulau Jawa.

Untuk mengatasi hal gaib, Syekh Subakir membawa batu hitam dari Arab yang telah dirajah. Batu tersebut diletakkan dengan nama Rajah Aji Kalacakra diposisikan di tengah-tengah tanah Jawa, Puncak Gunung Tidar, Magelang. Hal ini dipercayai sebagai titik sentral atau pakunya tanah Jawa.

Di atas Gunung Tidar, terdapat tugu dengan lambang Sa (dibaca Solok) dalam bahasa Jawa di tiga sisinya. Menurut penjaga, itu berarti Sapa Salah Seleh (siapa yang salah menemukan apa yang salah). Tugu ini diyakini oleh beberapa orang sebagai pakunya tanah Jawa yang membuat tenang dan aman.

Editor : Ahmad Hilmiddin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network