BATU, iNews.id - Jika kamu berasa terus diberlakukan dengan tidak adil atau direndahkan oleh pasangan, segera mencari langkah untuk keluar toxic relationship ini.
Jangan dibiarkan jalinan itu terus berjalan. Karena, hubungan yang "beracun" bukan hanya dapat merebut kebahagiaan kamu, tetapi juga berpengaruh pada kesehatan fisik kamu.
Lalu, bagaimanakah cara akhiri hubungan yang toxic?
Memang betul jika tidak ada jalinan cinta yang sempurna. Pertengkaran dan perdebatan ialah bumbu cinta yang nyaris terus ada dalam tiap hubungan.
Namun, tidak seluruh orang mampu menyadari mereka sedang terjerat dalam hubungan yang toxic. Bila beberapa ciri toxic relationship ini kamu rasakan, tidak boleh ragu untuk akhirinya:
- Susah jadi diri kita, tidak punya private room.
- Selalu berasa dikekang dan dikontrol.
- Tak pernah disegani, tidak pernah didukung, tidak didengarkan
- Selalu diremehkan dan direndahkan.
- Selalu dicurigai atau dicemburui tanpa argumen yang jelas.
- Terisolasi dari dunia luar.
- Memberikan ancaman akan lakukan suatu hal yang menakutkan bila Anda tidak mengikuti keinginannya.
- Keuangan kamu pribadi ditata dan terbatasi.
- Jadi target dari kritikan tidak berdasar, ujaran kasar, cemoohan, komentar merendahkan.
- Mendesak kamu untuk lakukan beberapa hal yang tidak kamu sukai.
- Jadi target kontak fisik seperti menarik paksa, menampar, memukul, menendang, sampai penghinaan atau kekerasan seksual.
Dari semua jenis bentuk perilaku toxic yang telah disebut sebelumnya, kemungkinan ada banyak watak toxic yang diperlihatkan pasangan.
Berikut cara untuk mengakhiri hubungan yang toxic yng bisa kamu lakukan:
- Jujur tentang perasaan kamu
Saat sebelum setuju untuk mengakhiri hubngan yang toxic, penting untuk kamu untuk membuat sadar atas tindakannya pada kamu.
Jalannya pembicaraan ini kerap kali memanas dan penuh emosi. Bila pasangan Anda terhitung temperamental dan suka "main fisik", sebaiknya untuk menumpahkan uneg-uneg melalui sepucuk surat supaya semakin aman.
Ungkapkan perasaan kamu senetral mungkin tanpa mempersalahkan atau menyudutkan dianya. Dia memang salah perlakukan kamu semacam itu.
Tetapi, dengan menyudutkannya berpeluang membuat masalah jadi semakin runyam.
- Ketahui ini bukanlah salah kamu
Sesudah kamu mengutarakan rasa, sempatkan diri untuk merenung dan coba kembali memikirkan apakah hubungan itu pantas untuk dipertahankan atau tidak.
Pikirkan bagaimana respon dianya saat kamu mengutarakan perasaanmu. Jika ia berlaku protektif dengan malah memberikan alasan yang tidak logis atau lainnya, maka kamu segera mencari jalan keluar untuk putus dari hubugan yang toxic.
Ketahuilah jika sebenarnya watak minus pasangan bukan salah kamu atau jadi tanggung-jawab kamu untuk melakukan perbaikan.
Jadi jika pasangan tidak memperlihatkan tekad untuk mengaku dan mengubah karakter-sifat jeleknya, maka jangan ragu untuk mengakhiri hubungan ini.
- Ketahui Anda patut mendapatkan yang lebih baik
Kamu patut berbahagia dan mendapatkan pasangan yang lebih baik. Yakinlah jika kamu betul-betul dapat dan patut untuk memperoleh pasangan yang bisa perlakukan kamu dengan lebih baik.
Kamu sudah usaha semaksimal mungkin untuk membuat hubungan itu berhasil, tetapi terkadang cinta saja kurang cukup.
Kamu harus move on untuk kesejahteraan psikis dan fisik kamu.
- Memutuskan semua kontak
Pasangan yang toxic bisa memakai beragam trick manipulatif untuk menarik kamu kembali.
Begitupun kamu mantap untuk membuat keputusan guna mengakhiri hubungan toxic itu. Segera stop semua bentuk komunikasi dengan pasangan.
Kamu dapat menukar nomor dan blokir nomor dan akun-akun sosial medianya. Terkecuali bila kamu memiliki anak bersama.
Dalam masalah ini, semampu mungkin batasi komunikasi cuma melalui satu lajur dan cuma bahas mengenai anak-anak.
- Manjakan diri kamu
Bila kamu sudah membuat keputusan untuk keluar toxic relationship, sibukkan diri kita dengan aktivitas atau beberapa hal yang dapat membuat kamu bahagia.
Contohya, perawatan diri ke salon kecantikan, berlibur, atau lainnya.
Menjalankan hubungan yang toxic dalam waktu yang lumaya lama, bisa saja membuat kamu merasa depresi.
Jika kamu rasa hubungan kamu dengan pasangan masuk dalam toxic relationship, So akhiri saja semua. Karena kamu berhak bahagia
Editor : Dean Ismail