BATU, inews.id - Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana minta Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Kediri membantu pemerintahan dalam tangani masalah dalam masyarakat yang mempunyai potensi memunculkan gesekan umat beragama.
Tidak cuma antara umat beragama, masalah yang mempunyai potensi memunculkan gesekan sesama umat diharap bisa terpantau dan dituntaskan secara baik.
Bupati muda yang akrab disapa Mas Dhito itu mengaku, pihaknya seringkali mendapatkan laporan peristiwa yang mempunyai potensi jadi benih gesekan.
"Harapannya ke FKUB ini lumayan besar karena berbicara kerukunan umat, tingkat kesensitifannya tinggi," ungkapkan Mas Dhito.
Ketua FKUB Kabupaten Kediri David Fuadi sampaikan, pihaknya selama ini lakukan beragam aktivitas untuk jaga kerukunan umat beragama. Terhitung juga, melangsungkan seminar bahaya radikalisme dengan mengundang pemuka agama di setiap kecamatan.
Gus David, panggilannya tidak menampik ada banyak kejadian jika tidak diatasi cepat dapat mempunyai potensi gesekan. Seperti peristiwa rusaknya tempat beribadah di Tarokan, demikian ditelusuri diketahui kerusakan disebabkan perlakuan umatnya sendiri.
Selanjutnya di Grogol kerusakan sisi dari tempat beribadah. Saat dijelajahi kerusakan karena ketidaksengajaan anak kecil saat tengah bermain. Dua peristiwa itu juga bisa teratasi dan tidak jadi benih gesekan.
"Sekarang ini kami sedang menyelesaikan soal pembangunan mushola di Gurah di mana ada pro kontra," jelasnya.
Masalah ada karena, proses hal pemberian izin pembangunan untuk Taman Pendidikan Al Quran (TPQ). Tetapi, demikian proses pembangunan diketahui untuk mushola hingga memperoleh penolakan beberapa masyarakat karena di wilayah itu telah ada dua mushola.
"Bagaimana juga tempat beribadah itu harus bisa menjaga ketentraman warga sekitar, karena ada penolakan, kita tidak rekomendasikan pembangunan mushola itu," jelasnya.
Melihat dari masalah yang ada, FKUB dianggap Gus David, semakin lebih insentif melangsungkan aktivitas sosialisasi pembangunan tempat beribadah. Hal tersebut penting karena banyak warga yang belum mengetahui proses pembangunan tempat beribadah.
Editor : Dean Ismail