Ia menyebut, ada yang menciptakan generator mini, memproduksi puding dari lidah buaya, membuat encoenzym, bahkan briket.
Dengan capaian ini, Zanariah berharap sekolah-sekolah lain di Kota Kediri dapat termotivasi untuk terus memperbaiki pengelolaan lingkungan.
Ia juga menekankan pentingnya penghargaan ini sebagai pemicu untuk membuat perilaku berbudaya lingkungan menjadi kebiasaan di sekolah-sekolah.
“Harapannya, sekolah-sekolah yang sudah meraih Adiwiyata Nasional dapat naik tingkat menjadi Adiwiyata Mandiri,” tambahnya.
Mereka yang sudah mencapai Adiwiyata Mandiri, menurutnya bisa menjadi teladan bagi sekolah lainnya.
Tak hanya itu, upaya pengelolaan sampah secara mandiri diharapkan menjadi langkah efektif dalam mengurangi volume sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA).
Pemkot Kediri juga terus memberikan pendampingan kepada sekolah-sekolah untuk mewujudkan Adiwiyata, mulai dari bantuan administrasi hingga fasilitas pendukung seperti biopori, tanaman, dan komposter.
Prestasi ini bukan kali pertama bagi Kediri. Sebelumnya, lima sekolah menengah pertama di kota ini juga telah meraih penghargaan Adiwiyata tingkat Provinsi Jawa Timur, menandakan konsistensi Kota Kediri dalam menggerakkan pendidikan lingkungan.
Sekolah-sekolah yang menerima penghargaan ini tak hanya berfokus pada lingkungan, namun juga terus mendorong inovasi kreatif dalam menjaga kelestarian alam.
Editor : Ahmad Hilmiddin