KOTA BATU, Batu.iNews.id– Kota Batu, yang selama ini dikenal dengan hawa sejuk dan panorama alam menawan, menyimpan tantangan serius di balik wajah pariwisatanya. Tantangan itu datang dari sektor paling mendasar yakni layanan kesehatan.
Di balik tembok-tebal bangunan Puskesmas yang tersebar di tiga kecamatan, realitas berbicara lain. Jumlah tenaga kesehatan, mulai dari bidan, dokter, hingga perawat masih jauh dari kata cukup.
“Untuk memenuhi layanan dasar kesehatan, idealnya kami butuh 78 bidan. Tapi sampai sekarang, baru ada 48,” ujar Aditya Prasaja, Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu.
Tidak hanya bidan, kekurangan dokter juga jadi sorotan. Di lima puskesmas yang beroperasi, jumlah dokter baru 15 orang. Idealnya, dibutuhkan 35 dokter agar pelayanan bisa berjalan optimal.
Sementara itu, untuk perawat, Kota Batu masih kekurangan 50 tenaga tambahan dari kebutuhan total sekitar 119 orang.
Puskesmas Batu, contohnya, hanya memiliki tiga dokter umum untuk melayani lebih dari 50 ribu penduduk. Di Puskesmas Bumiaji, empat dokter harus menangani sembilan desa dengan kebutuhan medis yang kian kompleks.
“Ini bukan lagi sekadar angka. Ini soal nyawa. Soal apakah warga desa bisa mendapatkan pertolongan medis tepat waktu atau harus antre panjang dengan kondisi tak menentu,” tegas Adit.
Dalam merespons situasi ini, Dinas Kesehatan menggandeng pemerintah daerah mengusung program Satu Desa Satu Dokter.
Upaya ini diharapkan bisa menjadi solusi jangka menengah untuk pemerataan tenaga kesehatan di wilayah pelosok Kota Batu.
Kekurangan tenaga medis bukan hanya soal teknis. Dampaknya menjalar ke berbagai lini dari kesehatan individu hingga kestabilan sosial dan ekonomi.
“Karena itu, kami dorong strategi jangka panjang seperti peningkatan kapasitas pendidikan tenaga medis, insentif untuk wilayah terpencil, hingga perbaikan sistem distribusi nakes,” imbuhnya.
Kota Batu yang selama ini menjadi destinasi wisata favorit, kini menghadapi tantangan domestik yang membutuhkan keseriusan luar biasa: bagaimana memastikan setiap warganya bisa mendapatkan layanan kesehatan dasar secara merata dan layak.
Editor : Ryan Haryanto
Artikel Terkait