Di sisi yang bersimpangan, dibikin 6 buah lubang dengan masing-masing tiga lubang pada sebuah barisan. Ketiga lubang ini mempunyai jarak sekitaran 2 cm. Sementara antara barisan satu sama lainnya memiliki jarak sekitaran 5 cm.
Pada bagian ujung yang terbuka dikasih buluh yang lain semakin besar yang disebutkan solonga. Solonga inilah yang membuat suara Lalove kedengar lebih keras.
Pembikinan Lalove yang keramat dapat memerlukan waktu beberapa hari, karena dalam setiap tingkatan dibutuhkan ritus dan sarat dengan mantra-mantra.
Sementara, Lalove kekinian yang dibikin tanpa upacara keramat cuma memerlukan waktu pembuatan sekitaran tiga jam.
Walau beberapa kelompok masyarakat masih jadikan Lalove sebagai alat musik keramat, tetapi beberapa lainnya menjadikan cuma untuk fasilitas selingan.
Lalove sering dipakai untuk menemani tari tradisionil, untuk pergelaran seni. Lalove bahkan juga dapat dipadukan dengan alat musik lain.
Update kumpulan berita Sulawesi Tengah, di tahun 2019 lalu Lalove akhirnya diputuskan sebagai Peninggalan Budaya Tidak Benda dari Sulawesi tengah.
Alat musik tradisionia ini, menjadi satu diantara kebanggaan Sulawesi tengah.
Bahkan juga, Lalove menjadi satu diantara ide dalam pembangunan tiang Jembatan V atau saat ini namanya Jembatan Lalove.
Jembatan ini juga jadi icon Propinsi Sulawesi tengah
Editor : Bayu Pratama
Artikel Terkait