Selanjutnya berkaitan kekuatan kepemimpinan Indonesia di dunia, Sigit menjelaskan, Indonesia dipercayai jadi tuan-rumah Presidensi G-20.
Dalam masalah ini, bisa menjadi momen untuk mengarahkan kebijakan politik dunia dan menggerakkan terbentuknya perdamaian dunia dan membuat Indonesia yang sejahtera.
Karena ada posisi politik bebas aktif Indonesia, hal tersebut menurut Sigit dapat menjadi momen bawa perdamaian dunia, apa lagi di tengah-tengah berlangsungnya konflik Negara Rusia dan Ukraina.
Mengingat, penjuru dunia termasuk Indonesia sekarang mulai rasakan imbas dari berlangsungnya permusuhan kedua bangsa itu.
Jika hal tersebut tidak diantisipasi dan dijaga oleh semua elemen bangsa, kata Sigit, hal tersebut dapat mempengaruhi kestabilan situasi ketertiban dan keamanan warga. Hal tersebut yang perlu dihindari.
"Awalnya kita kira tidak mengganggu, tetapi kemudian berlangsung panjang dan kita mulai terdampak, nyaris di semua sektor baik petani, pebisnis bahkan juga masyarakat. Berbicara lingkungan global, beberapa hal yang penting jadi perhatian. Karena ada banyak hal yang berdampak ke situasi di Indonesia, jika kami diamkan akan berpengaruh ke hal-hal situasi kamtibmas," tutur Sigit.
Kapolri dalam acara Konsolidasi Kebangsaan Angkatan Muda Muhammadiyah (istimewa)
Kemampuan besar ketiga yang dipunyai Indonesia, disebutkan Sigit, masalah bagaimana Negara Indonesia harus sanggup manfaatkan kekayaan alam.
Dalam masalah ini, Sigit mengutamakan, Pemerintah terus berusaha lakukan transformasi ekonomi dalam rencana lakukan pengendalian sumber daya alam dalam negeri. Tujuannya pasti untuk kesejahteraan semua rakyat Indonesia.
Sigit menguraikan usaha yang telah dilaksanakan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dalam rencana tingkatkan perkembangan ekonomi Indonesia.
Salah satunya, tingkatkan Produk Domestik Bruto (PDB), kenaikan investasi, hilirisasi industri, pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang disebut bentuk pemerataan ekonomi di seluruh Indonesia.
Lalu, wilayah sebagai basis pembangunan, pemercepatan pembangunan di Papua dan Papua Barat, pembangunan Otonomi Daerah Baru (ODB).
Menurut Sigit, untuk memberikan dukungan transformasi perekonomian Indonesia tentu saja dibutuhkan SDM yang unggul dan memiliki daya saing, produktivitas bidang ekonomi, ekonomi hijau, transformasi digital, integrasi ekonomi lokal dan perpindahan IKN.
"Kita mempunyai sumber daya alam yang paling luar biasa. Hingga harus benar-benar kita urus secara baik, hilirisasi industri termasuk menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan transfer knowledge harus berjalan baik. Bagaimana utamanya menjaga persatuan dan kesatuan, ini modal besar," papar Sigit.
Tidak cuma dinamika global yang perlu dicurigai, Sigit berpandangan jika, keadaan lingkungan dalam negeri harus juga jadi perhatian. Apa lagi, tahapan Pemilu 2024 sekarang ini telah dimulai.
Melihat dari acara pesta demokrasi sebelumnya, Sigit tekankan, semua kalangan masyarakat harus berpadu tekad menolak berlangsungnya polarisasi, hate speech, hoax, sampai politik identitas. Karena, lanjut Sigit, hal itu bisa memunculkan perpecahan sesama anak Bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, Sigit mengharap ke semua Angkatan Muda Muhammadiyah untuk saling mendorong ke setiap calon di Pemilu 2024, untuk melahirkan adu program kerja dan ide-ide yang positif untuk perkembangan Bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, Sigit mengatakan, Angkatan Muda Muhammadiyah harus dapat mengingatkan ke semua calon di Pemilu 2024 untuk tidak lakukan hal yang mempunyai potensi melahirkan perpecahan Bangsa Indonesia.
"Saya peringatkan jika ada langkah atau upaya yang menyebabkan perpecahan, teman-teman harus peringatkan," tekan Sigit.
Dengan diwujudkannya proses demokrasi yang mengedepan ide dan menjunjung tinggi semangat persatuan dan kesatuan, Sigit mengatakan, hal tersebut akan merealisasikan harapan visi Indonesia Emas pada tahun 2045.
"Ke depan kita ingin kandidat mempunyai misi yang bagus, mempersiapakan SDM unggul, merealisasikan transformasi ekonomi untuk ke arah visi Indonesia Emas, dapat manfaatkan bonus demografi. Karena apa, jika terjadi perpecahan bisa terjadi konflik panjang dan pembangunan yang ada terhalang," tutup Sigit.
Editor : Dean Ismail
Artikel Terkait