Mengenal Apa Itu Sekaten, Upacara Adat yang Masih Abadi Sampai Kini

Dean Ismail
upacara sekaten (pexels)

BATU, iNews.id - Apakah yang dimaksud dengan Upacara Sekaten? mungkin tak sedikit masyarakat Indonesia yang paham dengan salah satu upacara tersebut. Karena memang masih segelintir orang saja yang menggelar kegiatan tersebut.

Untuk anda yang belum paham, Upacara Sekaten ini diadakan tiap tanggal 5 sampai 11 Rabi'ul Awal atau dalam kalender Jawa sering disebutkan dengan bulan Mulud. Penutupan upacara Sekaten akan dilaksanakan di tanggal 12 Rabi'ul Awal yang diikuti dengan adanya upacara yang sering disebut dengan Garebeg Mulud.

Upacara Sekaten ini sebagai adat yang diturunkan oleh leluhur sampai saat ini masih diadakan di sejumlah daerah . Awalannya, upacara itu diadakan setiap tahun oleh beberapa raja di Tanah Hindu, berbentuk hajatan atau sesaji untuk arwah beberapa nenek moyang.

Namun dalam perkembangannya saat ini, Upacara Sekaten dipakai sebagai sarana untuk menebarkan agama Islam lewat aktivitas kesenian gamelan, diambil dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY.

Asal mula nama sekaten

Ada banyak opini berkaitan asal mula nama Sekaten, dan berikut sejumlah ulasannya :

  1. Sekaten datang dari kata sekati, diambil dari nama perangkat gamelan pusaka kraton Kyai Sekati yang dibunyikan dalam serangkaian upacara peringatan Maulid Nabi Muhammad.
  2. Sekati datang dari kata suka dan ati yang memiliki arti senang hati.
  3. Sekaten datang dari kata sesek dan ati yang memiliki arti sesak hati.

Disamping ke-3 point di atas, ada pula yang memiliki pendapat, kata sekaten datang dari syahadatain yang maknanya dua kalimat syahadat.

Tujuan dan maksud di selenggarakannya upacara sekaten ini ialah untuk memperingati kelahiran dari Nabi Muhammad SAW. Disamping itu mempunyai tujuan sebagai sarana penebaran tuntunan agama Islam.

Upacara Garebeg Mulud

Upacara ini sebagai salah satu serangkaian dengan upacara sekaten. Garebeg mulud ialah garebeg yang diselenggarakan pada bulan Mulud untuk peringati lahirnya Nabi Muhammad SAW.

Dalam upacara garebeg mulud ini sendiri tersedapat sejumlah kegiatan seperti upacara gladhi resik, numplak wajik dan garebeg mulud (miyosipun Hajad Dalem).

1. Upacara Gladhi Resik

Upacara gladhi resik dikerjakan dari tanggal 1 sampai 8 bulan Mulud, tanggal 9 istirahat, tanggal 10 gladhi resik kembali, dan tanggal 11 istirahat kembali, sebagai penyiapan penerapan upacara garebeg Mulud.

Upacara gladhi resik disiapkan oleh kesatuan prajurit kraton yang didalalmnya terdiri para prajurit wirabraja, prajurit daeng, prajurit patangpuluh, prajukarit prawiratama, prajurit jagakarya, prajurit nyutra, prajurit ketanggung, prajurit mantrijero, prajurit surakarsa, dan prajurit bugis.

2. Upacara Numplak Wajik

Upacara numplak wajik sebagai tanda permulaan pembuatan gunungan dengan cara resmi. Upacara numplak wajik diadakan empat hari mendekati penyelenggaraan upacara garebeg, yakni di tanggal 8 bulan Mulud.

3. Upacara Garebeg Mulud

Adapun peralatan yang disiapkan khususnya gunungan, karena inti dari upacara garebeg mulud ialah mengantarkangunungan secara ramai-ramai dari dalam komplek kraton ke arah Masjid Besar. Ada enam jenis gunungan yang dibawa, yakni gunungan kakung, gunungan putri, dharat, gunungan gepak, gunungan pawuhan, dan gunungan picisan.

Lambang dalam Upacara Sekaten

Dalam upacara tradisionil sekaten , ada banyak simbol yang bermakna, salah satunya:

1. Upacara udhik-udhik

Dalam upacara sekaten , pada tahapan gamelan pusaka pertama kalinya dibunyikan, diadakan upacara udhik-udhik, yakni penebaran kepingan uang logam oleh Sri Sultan. Pemberian atau penebaran kepingan uang logam oleh raja ini sebagai simbol jika pemberian karunia berbentuk harta dan karena bentuk tuah kekeramatan.

2. Nagawilaga

Nagawilaga sebagai nama perangkat gamelan sekaten yang mengandung arti kemengan perang yang kekal.

3. Gunturmadu

Gunturmadu ialah nama salah satunya piranti gamelan pusaka kraton, menyimbolkan turunnya wahyu.

4. Salatun

Salatun ialah judul salah satunya gending gamelan sekaten , datang dari Bahasa Arab yang memiliki arti berdoa, yang mengandung arti berdoa menyembah Tuhan Yang Maha Esa.


upacara sekaten (pexels)

5. Yaumi

Yaumi menjadi satu diantara judul gending sekaten yang mengandung arti hari maulid Nabi Muhammad SAW.

6. Dhindang Sabinah

Dhindang Sabinah sebagai judul salah satunya gending sekaten , yang mengandung arti mengenang kembali jasa beberapa mubalikh yang siarkan agama Islam semenjak era ke XIII Hijriyah.

7. Ngajatun

Ngajatun adalah gending sekaten yang mengandung arti kemauan hati yang kuat untuk masuk Islam, dan supiyatun, salah satunya gending sekaten yang memiliki kandungan arti tekad yang kuat untuk capai kesucian hati.

Larangan Adat Sekaten

Ada banyak larangan dalam adat Sekaten, salah satunya:

  1. Beberapa abdi dalem niyaga (pemukul gamelan) semala jalankan pekerjaannya memukul gamelan pusaka Kyai Sekati dilarang untuk lakukan beberapa hal buruk, baik pengucapan atau tindakannya.
  2. Beberapa abdi dalam pantang langkahi gamelan pusaka, dilarang untuk menabuh atau memukul gamelan saat sebelum menyucikan diri dengan berpuasa dan mandi jamas.
  3. Beberapa abdi dalam niyaga pantang membunyikan gamelan saat malam Jumat dan hari Jumat siang, saat sebelum melalui waktu shalat dhuhur.


Editor : Bayu Pratama

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network