PROBOLINGGO, Batu.iNews.id-Dalam rangka Hari Santri Nasional atau HSN 2024 dengan tema “Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan,” Batu.iNews.id berkesempatan melakukan wawancara eksklusif dengan Gus Haris, seorang tokoh yang memperjuangkan peran santri di era modern.
Dalam percakapan ini, Gus Haris mengungkapkan tantangan yang dihadapi santri, harapan untuk masa depan mereka, serta pentingnya integrasi nilai-nilai tradisional dan modernitas guna menciptakan generasi santri yang siap memimpin pembangunan bangsa.
Berikut adalah wawancara Batu.iNews.id dengan Gus Haris:
Assalamualaikum, Gus. Kita sedang memperingati Hari Santri Nasional 2024 yang mengusung tema “Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan.” Bagaimana Gus melihat makna peringatan ini dalam konteks Indonesia saat ini?
Gus Haris: Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih juga atas kesempatannya. Hari Santri Nasional ini, bagi saya, bukan sekadar hari peringatan sejarah, tapi lebih pada refleksi bagaimana peran santri berkembang dari masa ke masa.
Tahun ini, kita melihat tantangan bangsa semakin kompleks, dari aspek sosial, politik, hingga teknologi. Santri harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan ini tanpa kehilangan jati diri keagamaan dan nasionalisme yang sudah tertanam kuat sejak dahulu.
Tema “Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan” mengingatkan kita akan tanggung jawab ini.
Berbicara tentang tantangan modern, bagaimana pesantren dan santri beradaptasi dengan perkembangan zaman, Gus?
Gus Haris: Pesantren memang sudah bertransformasi. Dulu, mungkin orang melihat pesantren hanya sebagai tempat belajar agama, tapi sekarang banyak pesantren yang mulai mengintegrasikan pendidikan umum dan keterampilan praktis.
Di pesantren kami, misalnya, kami punya program pelatihan keterampilan digital dan wirausaha untuk santri. Santri sekarang harus siap berkontribusi tidak hanya dalam dakwah, tapi juga di sektor-sektor strategis lain seperti ekonomi kreatif, teknologi, bahkan politik.
Apa pandangan Gus mengenai posisi santri dalam pembangunan bangsa saat ini?
Gus Haris: Santri punya potensi besar. Mereka tidak hanya dibekali dengan ilmu agama, tapi juga dengan nilai-nilai yang sangat dibutuhkan bangsa: kejujuran, keikhlasan, kerja keras, dan semangat nasionalisme.
Jika diberi kesempatan dan dukungan yang cukup, santri bisa menjadi motor penggerak pembangunan di berbagai sektor. Ini yang sering saya sampaikan, bahwa santri harus tampil di depan, bukan lagi sekadar penonton.
Dalam konteks Hari Santri Nasional ini, apa yang harus dilakukan pemerintah untuk mendukung peran pesantren dan santri lebih optimal?
Gus Haris: Pemerintah sudah banyak berbuat, terutama dengan adanya Undang-Undang Pesantren. Tapi menurut saya, perlu ada dorongan lebih dalam hal fasilitas dan program pengembangan keterampilan.
Pesantren-pesantren di daerah terpencil misalnya, seringkali kekurangan akses terhadap teknologi dan pendidikan modern. Jika hal ini bisa diperbaiki, kita bisa melihat lompatan besar dari segi kontribusi santri terhadap bangsa.
Bagaimana cara pesantren menjaga nilai-nilai tradisional sambil beradaptasi dengan perkembangan zaman, Gus?
Gus Haris: Ini memang tantangan terbesar, ya. Tapi kami selalu bilang kepada santri, teknologi dan modernisasi itu adalah alat, bukan tujuan. Nilai-nilai tradisional seperti adab, akhlak, dan ilmu agama harus tetap menjadi landasan.
Ketika santri masuk ke dunia modern, baik itu di bidang teknologi atau bisnis, mereka harus membawa nilai-nilai ini sebagai panduan. Jadi, santri harus fleksibel, tapi tetap teguh dalam prinsip.
Terakhir, apa harapan Gus Haris untuk para santri di tahun-tahun mendatang?
Gus Haris: Saya berharap santri tidak hanya menjadi pribadi yang saleh secara spiritual, tapi juga cerdas secara intelektual dan mampu memecahkan masalah-masalah besar bangsa. Kita butuh generasi santri yang bisa memimpin, baik di bidang agama maupun di sektor-sektor lain.
Hari Santri Nasional ini harus menjadi pemicu bagi para santri untuk lebih berani mengambil peran besar dalam pembangunan bangsa. Tema “Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan” seharusnya menginspirasi kita semua untuk bergerak maju. Jangan pernah ragu untuk bermimpi besar, karena sejarah sudah membuktikan, Santri Bisa!
Hari Santri Nasional 2024 Pesantren Zainul Hasan Genggong. (Foto: iNews Batu/Sholeh)
Wawancara eksklusif dengan Gus Haris ini memberikan wawasan mendalam tentang peran strategis santri dalam menghadapi tantangan zaman, serta harapan untuk masa depan yang lebih cerah, di mana nilai-nilai tradisional dan modernitas dapat berjalan seiring demi kemajuan bangsa.
Sebagai generasi penerus, santri diharapkan mampu mengambil langkah berani dalam merengkuh peran mereka dalam pembangunan Indonesia.
Editor : Ryan Haryanto
Artikel Terkait