KOTA BATU, Batu.iNews.id – Kementerian Pertanian melalui Direktorat Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Hortikultura (PPHH) berkomitmen untuk meningkatkan kualitas sistem pengelolaan dan pemasaran apel Batu di Kota Batu, Jawa Timur.
Langkah ini diharapkan mampu mengangkat daya saing apel lokal di tengah gempuran produk impor yang membanjiri pasar.
Optimisme ini disampaikan dalam pertemuan dengan para petani apel, di mana Kementan menilai, prospek produksi apel Batu akan meningkat jika tata niaga yang baik diterapkan.
Ketua Kelompok Subtansi Pemasaran Hortikultura, Dina M. Susilawati, mengakui dominasi apel impor di pasaran, tetapi yakin bahwa apel Batu jenis Manalagi dan Ana bisa bersaing melalui perbaikan pada aspek budidaya dan pascapanen.
“Saya yakin, dengan penerapan praktik budidaya yang sesuai dengan GAP (Good Agricultural Practices), apel Batu akan berdaya saing tinggi dan mampu memenuhi permintaan pasar yang mengutamakan kualitas serta keamanan produk,” ujar Dina, yang juga merupakan lulusan doktoral di bidang Ilmu Pertanian dari IPB.
Namun, tantangan besar membayangi para petani apel di Kota Batu. Dampak perubahan iklim, usia pohon yang sudah tua, dan ancaman alih komoditas memaksa pemerintah untuk mempercepat peremajaan tanaman apel dan memberikan pendampingan lebih intensif kepada petani.
Di sisi lain, Kepala Bidang Pertanian Kota Batu, Puspa Permanasari, mengungkapkan jika apel Batu memiliki nilai lebih di masyarakat sebagai obat herbal.
Menurutnya, apel Batu diminati bukan sekadar sebagai konsumsi biasa, melainkan juga karena kandungan zatnya yang diyakini bermanfaat untuk kesehatan.
“Apel Batu banyak dicari karena manfaatnya untuk kesehatan, seperti menurunkan kadar kolesterol dan meredakan asam urat,” jelas Puspa.
Ia menyebut, saat pameran, pengunjung sangat tertarik pada cuka apel dan apel roombeauty dengan rasa asam segar, yang sering diolah menjadi jus campuran dengan wortel.
Apel Batu memiliki tiga varietas terkenal: apel Manalagi, Anna, dan Roombeauty. Varietas Wangli, yang dahulu populer, kini sudah sangat langka dan hanya dikonsumsi oleh petani sebagai pengobat rindu akan rasa khasnya yang manis dan renyah.
Di tengah upaya meningkatkan produksi apel lokal, Duta Milenial Petani Divisi Komoditas Apel, Angga, mengapresiasi dukungan pemerintah yang hadir untuk membina petani dalam memenuhi permintaan pasar domestik.
Menurutnya, apel Batu kini sudah dipasarkan ke berbagai daerah, termasuk Jawa Tengah, Bali, serta ke sejumlah supermarket.
“Permintaan apel sangat tinggi, dan saat ini kami memasok ke Jateng, Bali, dan toko buah lainnya. Kami berterima kasih atas dukungan pemerintah yang terus mendampingi dan mengedukasi kami,” ujar Angga.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hortikultura Kementan, Hotman Fajar Simanjuntak, menegaskan pentingnya peningkatan mutu untuk memenuhi pasar dalam negeri maupun ekspor.
“Peningkatan mutu produk harus dimulai dari tahap persiapan lahan hingga produk siap di tangan konsumen,” tegasnya.
Dengan program ini, Kementan berharap apel Batu dapat terus berkembang dan mampu bersaing di pasar nasional serta mengurangi ketergantungan pada produk impor.
Editor : Ryan Haryanto
Artikel Terkait