KOTA BATU, Batu.iNews.id – Mutu pangan segar asal tumbuhan (PSAT) di Kota Batu kembali menjadi sorotan. Hasil uji laboratorium lima tahun terakhir mengungkapkan, masih ditemukan residu pestisida dan logam berat di sejumlah sampel produk. Temuan ini langsung mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah dan para pelaku pertanian.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan-KP) Kota Batu, Lestari Aji, menekankan pentingnya menjaga keamanan pangan demi menjaga kepercayaan pasar.
“Kalau tidak aman, bukan pangan,” tegasnya, Senin (28/4/2025).
Menurut Lestari, tantangan di sektor ketahanan pangan tidak hanya soal hasil panen. “Lebih penting lagi memastikan produk yang dihasilkan aman dikonsumsi. Keamanan pangan itu kompleks, bukan hanya sekadar kuantitas,” ujarnya.
Senada dengan itu, Perwakilan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindihan, Dewi Melani, mendorong edukasi lebih intensif kepada petani terkait pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) secara ramah lingkungan.
Ia mengingatkan, penggunaan pestisida harus dilakukan tepat dosis, cara, dan waktu.
“Selain itu, kami anjurkan budidaya tanaman yang beragam, penggunaan pupuk organik, serta aplikasi agen hayati seperti PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) untuk mengurangi kadar logam berat dalam produk,” jelas Dewi.
Langkah-langkah ini diharapkan bisa meningkatkan kesadaran petani agar mampu menghasilkan produk yang tidak hanya sehat, tapi juga berdaya saing di pasar ekspor.
Lebih jauh, Dewi mengingatkan, residu pestisida dan logam berat yang melampaui batas maksimum residu (BMR) bisa berdampak serius bagi kesehatan. Dampaknya beragam, mulai dari keracunan akut, gangguan saraf, kerusakan organ, hingga risiko kanker.
Penemuan cemaran ini, lanjutnya, mengindikasikan adanya celah dalam praktik budidaya, penanganan pasca panen, hingga kemungkinan kontaminasi dari lingkungan sekitar.
Jika tidak segera ditangani, bukan hanya kesehatan konsumen yang terancam, tapi juga citra produk pertanian Kota Batu di mata nasional maupun internasional.
Adapun penyebab utama tercemarnya produk PSAT antara lain penggunaan pestisida yang berlebihan, pencemaran lingkungan, penggunaan pupuk yang tidak sesuai standar, dan minimnya praktik pertanian yang berkelanjutan.
Editor : Ryan Haryanto
Artikel Terkait