BATU, iNews.id - Peluang usaha pupuk berikut ini perlu kamu ketahui untuk mempersiapkan beberapa hal penting agar usaha pupuk yang kamu jalankan dapat berjalan dengan baik. Salah satu peluang usaha pertanian ini dapat kamu coba dan kesempatannya masih terbuka lebar. Karena kebutuhan akan pupuk masih sangat besar apalagi jika kamu perhatikan saat ini makin banyak orang yang mulai menjadikan berkebun sebagai gaya hidup mereka.
Pupuk pada dasarnya sebagai olahan beberapa bahan yang digunakan untuk menyuplai nustrisi pada tanaman agar tumbuh subur. Ada berbagai jenis pupuk yang dipakai sesuai jenis tanaman dan kebutuhan pengguna. Pupuk sebetulnya dapat diproduksi sendiri skala rumahan oleh setiap orang.
Tetapi kecenderungan orang untuk lebih simple dan praktis akan lebih memilih membelinya dan siap pakai. Satu diantaranya ialah jenis pupuk kompos yang terbanyak permintaannya di pasar . Jadi tidak heran jika usaha pupuk peluangnya masih terbuka lebar untuk kamu coba.
Tidak menutup kemungkinan jika kegiatan mengolah sampah organik menjadi sumber penghasilan karena pupuk kompos masih dibutuhkan beberapa petani di Indonesia. Sampai saat ini permasalahan sampah masih menjadi PR besar. Berbagai jenis strategi sudah diupayakan oleh pemerintahan, lembaga sosial atau organisasi penggiat yang lain, tetapi sampai ini hari tidak ada solusi efektif yang dibuat.
Kesadaran masyarakat yang rendah untuk memulai berperan aktif mengolah sampah, menjadi salah satu faktor pemicu munculnya berbagai jenis bencana yang diakibatkan dari sampah. Walau sebenarnya sampah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos dan dari sana dapat didapatkan peluang usaha pupuk yang menjanjikan.
Manfaatkan Peluang Usaha Pupuk Kompos
Sebagian besar pupuk kompos dibuat dari sampah organik. Sampah organik sendiri ialah sampah yang dapat terurai. Misalnya saja seperti sampah daun kering, ranting kecil, sampah sayuran dan buah-buahan. Sehingga dapat diartikan pupuk kompos adalah pupuk organik yang dibuat dari proses pembusukan sampah organik baik tumbuhan atau hewan. Untuk dapat mengolah sampah menjadi pupuk kompos, ada tiga hal dasar yang harus kamu persiapkan.
Diantaranya yaitu bahan baku sampah organik. Seperti daun kering, ranting pohon yang kecil, sayur, ampas pertanian, dan yang lain. Kemudian media pengomposan berupa lubang tanah atau bak. Terakhir ialah peralatan yang lain seperti pengaduk bahan pupuk. Berikut cara mengolah pupuk kompos sebelum kamu mulai menjalankan bisnis pupuk.
1. Pengumpulan Sampah
Langkah pertama yang penting dilakukan yaitu mengumpulkan sampah organik yang berada di sekitar kamu. Bahan baku kompos dapat diambil dari sisa-sisa tanaman misalnya saja sampah dedaunan kering, ranting kecil, sampah tersisa sayur, tersisa buah atau kotoran hewan. Masing-masing bahan mempunyai kandungan unsur yang lain, dan unsur-unsur berikut yang berperan sebagai zat hara yang diperlukan tanaman.
Hal yang penting buat kamu perhatikan ialah jika sampah yang dikumpulkan mempunyai ukuran cukup besar, seharusnya kerjakan pemotongan terlebih dahulu menjadi ukuran yang lebih kecil. Cara ini perlu dilakukan supaya bahan baku dapat masuk ke kantong plastik dengan mudah.
2. Memasukkan Sampah Ke Tempat Pengomposan
Sesudah selesai dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil, secara bertahap masukan sampah ke tempat pengomposan. Dalam masalah ini kamu dapat menggunakan kantong plastik, masukkan potongan sampah sampai kurang lebih 10 cm dari dasar kantong. Seterusnya siramkan larutan promi secara rata, dan saran kembali selapis sampah sekitar 10 cm lalu siramkan kembali larutan promi. Ulangi langkah tersebut sampai kantong plastik penuh.
3. Proses Inkubasi
Jika kantong plastik sudah terisi penuh, tutup rapat kantong itu untuk proses inkubasi. Biarkan proses ini berlangsung kurang lebih 3 - 6 minggu sampai kompos benar-benar telah matang.
4. Proses Panen Kompos
Setelah 6 minggu, kompos telah masak dan bisa langsung dipakai. Tetapi untuk mendapatkan hasil yang optimal, ada baiknya jika pupuk kompos dikeringkan, dicacah dan diayak lebih dulu sebelum dipasarkan. Dengan begitu pupuk yang dibuat tidak berbau dan dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi.
Editor : Supriyono