4. Daripada dibayar murah, gratiskan saja!
Saat pertama kali mulai karir sebagai fotografer, tentu ada klien yang tidak menghargai karyamu. Harga diri kalian sebagai seorang fotografer akan dipertaruhkan di sini. Dengan menggratiskannya, kamu juga tidak begitu punya banyak beban pekerjaan.
Apa sih yang dapat diharapkan orang dengan biaya gratis? Ini dapat kamu lakukan saat kurang percaya dengan kemampuanmu. Ini dapat kamu lakukan bila orang itu memang klien yang menjanjikan (akan reorder atau punya koneksi kuat), hitung-hitung nambahin portofolio.
5. Foto teman sendiri
Pasti banyak yang salah persepsi, dengan fotoin teman sendiri harga bisa lebih murah. Ingat poin nomor 4, ya! Teman yang baik justru akan memberikan harga terbaik untuk membantumu berkembang.
Itu bukan dasar yang harus kamu pegang teguh, kok! Semua kembali menurut konsep masing-masing. Hal yang bagus saat foto teman sendiri adalah kamu dapat menemukan klienmu secara berkala dari mulut ke mulut.
6. Membuat patokan harga
Nah, tentu mulai berpikir kan, lalu berapakah sih tarif yang betul dalam jasa fotografi? Tidak ada yang salah dalam menentukan biaya. Sebagai seorang fotografer, kamu adalah seorang yang membantu seseorang untuk menghasilkan foto yang terbaik.
Banyak faktor yang perlu diperhitungkan selain peralatanmu. Semoga video ini dapat membuka pikiran untuk menentukan tarif jasa fotomu.
7. Testimonial terbaik
Sesudah kamu dapat memperoleh beberapa klien, coba bertanya pendapat mereka. Ini menjadi acuanmu dalam intropeksi diri. Selainnya portofolio, kamu dapat menjadikan testimonial mereka sebagai alat bantu menarik klien seterusnya.
Mengumpulkan testimonial semacam, ini dapat menjawab pertanyaan kelebihanmu paling menonjol saat bekerja. Misalnya ternyata fotomu bagus, komunikasi bagus, kerjanya cepat, dan sebagainya.
Tersebut 6 tips awalnya untuk kamu yang ingin coba bisnis di fotografi. Kamu harus kuat! Beberapa orang yang akhirnya menyerah di tengah jalan, karena berharap sukses di pekerjaan pertama.
Editor : Supriyono
Artikel Terkait