Seorang Dewa yang dari kayangan memaku tanah tersebut agar berhenti bergerak, kepala paku yang digunakan kini berakhir menjadi sebuah gunung yang dikenal sebagai Gunung Tidar. Masyarakat tradisional Jawa menyebutkan sebagai Pakuning Tanah Jawa atau paku tanah Jawa.
Tak hanya itu beliau dikhususkan untuk menangani hal gaib dan spiritual yang dinilai sebagai penghalang diterimanya Islam oleh masyarakat Jawa. Para Jin, dedemit, dan lelembut dapat mengubah wujudnya menjadi ombak besar membuat kapal hancur, disertai angin puting beliung yang dapat menghancurkan apapun di atas ombak.
Masyarakat Jawa saat itu juga masih memegang teguh kepercayaan lama. Dengan karakter gaib dan mistis masih mendominasi hingga daratan dan lautan di sekitar pulau Jawa.
Untuk mengatasi hal gaib, Syekh Subakir membawa batu hitam dari Arab yang telah dirajah. Batu tersebut diletakkan dengan nama Rajah Aji Kalacakra diposisikan di tengah-tengah tanah Jawa, Puncak Gunung Tidar, Magelang. Hal ini dipercayai sebagai titik sentral atau pakunya tanah Jawa.
Di atas Gunung Tidar, terdapat tugu dengan lambang Sa (dibaca Solok) dalam bahasa Jawa di tiga sisinya. Menurut penjaga, itu berarti Sapa Salah Seleh (siapa yang salah menemukan apa yang salah). Tugu ini diyakini oleh beberapa orang sebagai pakunya tanah Jawa yang membuat tenang dan aman.
Editor : Ahmad Hilmiddin
Artikel Terkait