LUMAJANG, iNewsBatu.id – Sejumlah petani di Desa Denok, Kecamatan Kota Lumajang, dan Desa Wonokerto, Kecamatan Tekung, sedang menghadapi masalah serius, sawah mereka kekurangan air.
Ini disebabkan penumpukan sedimen di Dam Rakinten, Desa Tukum, yang mempersempit saluran irigasi.
Akibatnya, puluhan hektar lahan pertanian terdampak, dengan aliran air ke sawah yang semakin mengecil.
Ulum, seorang “tuwowo” yang bertugas mengatur air di lahan pertanian, mengungkapkan jika masalah ini sudah berlangsung selama sebulan.
Ia kerap menerima keluhan dari petani yang frustasi karena tanaman mereka tidak tumbuh dengan baik akibat minimnya pasokan air.
“Sedimen di bangunan plengsengan itu yang jadi masalah. Karena nggak dinaikkan, aliran air susah. Petani jadi marah-marah ke saya,” jelas Ulum.
Dari pihak pemerintah, Djoko Hery, Sub Koordinator Bina Manfaat Bidang Sumberdaya Air Dinas PU dan Tata Ruang Lumajang, mengatakan mereka akan segera turun tangan.
Rencananya, tim dari Dinas PU bersama korwil akan melakukan survei untuk mengidentifikasi masalah ini secara langsung di lapangan.
Jika penurunan debit air memang disebabkan oleh penumpukan sedimen, Djoko menyebutkan akan ada kerja bakti yang melibatkan berbagai pihak.
“Kalau bisa diatasi secara manual, kami akan segera jadwalkan kerja bakti bersama tim UPT dan kelompok petani,” katanya, Rabu (2/10/2024).
Namun, jika diperlukan penanganan yang lebih besar, normalisasi sungai akan dilakukan di awal 2025.
“Kalau memang butuh tenaga lebih besar, kami prioritaskan normalisasi rutin tahun depan, terutama di wilayah korwil Yosowilangun,” pungkasnya.
Untuk saat ini, petani berharap solusi bisa segera diterapkan, agar lahan pertanian mereka kembali produktif.
Editor : Ahmad Hilmiddin
Artikel Terkait